KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL DAUN BELUNTAS BERDASARKAN PERBEDAAN TEMPAT TUMBUH DI PROVINSI JAWA TIMUR
Abstract
Latar belakang: Daun beluntas telah dimanfaatkan secara tradisional untuk pengobatan. Ekstrak daun beluntas yang digunakan sebagai bahan baku obat tradisional perlu terjamin mutunya dan selalu sama baik kadar senyawa aktif maupun aktivitas yang dihasilkan pada setiap produksi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menentukan karakter ekstrak etanol daun beluntas berdasarkan parameter spesifik dan non spesifik dari tempat tumbuh tanaman di kota Batu, Kediri dan Bangkalan. Metode: Ekstraksi secara maserasi. Parameter spesifik dan non spesifik dilakukan terhadap identitas ekstrak, kandungan kimia, senyawa yang terlarut dalam air dan etanol dan kadar air berdasarkan prosedur dalam standarisasi ekstrak. Hasil: Kadar senyawa larut air ekstrak daun beluntas kota Batu, Kediri dan Bangkalan sebesar 34,030; 29,660; dan 23,230%. Kadar senyawa larut etanol dari kota Batu, Kediri dan Bangkalan sebesar 26,06; 19,160; dan 15,400%. Berdasarkan analisis KLT ketiga ekstrak menghasilkan Rf senyawa kuercetin pada 0,762. Kadar air ekstrak kota Batu dan Kediri memenuhi syarat, namun dari Bangkalan tidak. Pada uji berat jenis diperoleh hasil dari kota Batu sebesar 0,769 g/ml, kota Kediri sebesar 0,789 g/ml dan kota Bangkalan sebesar 0,791 g/ml. Kesimpulan dan saran: Penetapan parameter spesifik dan non spesifik ekstrak telah sesuai dengan monografi Farmakope Herbal Indonesia II kecuali kadar air ekstrak dari Kota Bangkalan.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.