EDUKASI KARIES PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEBANGSAAN PUCHONG MALAYSIA

Authors

  • Puspa Dila Rohmaniar Prodi S1 Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
  • Ketut Suardita Prodi Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
  • Achmad Harijadi Prodi Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
  • Hanoem Eka Hidayati Prodi Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata

Abstract

Kebersihan  gigi  dan  mulut  yang  buruk  disebabkan  oleh  adanya debris  dan  plak  yang  dapat  menyebabkan  demineralisasi  struktur  gigi  sehingga terjadi karies. Karies   gigi   merupakan   penyakit   pada   gigi   yang   banyak   dijumpai. Karies gigi merupakan masalah kesehatan mulut yang signifikan. Sebanyak 34,1% populasi dunia menderita karies pada gigi permanen yang tidak dirawat dan 7,8% anak-anak menderita karies pada gigi sulung yang tidak dirawat (Kassebaum et al, 2017). Prevalensi Karies Asia Tenggara menempati urutan tertinggi di Dunia 43,77% (WHO, 2021). Berdasarkan survey kementrian Kesehatan Malaysia, Prevalensi karies di Malaysia sebesar 71,3%.  Sekolah Menengan Kebangsaan Puchong merupakan sekolah bagi anak dengan kebutuhan khusus atau rata- rata intelektual di bawah rata- rata. Beberapa di antara mereka mungkin mengalami hambatan intelektual, kesulitan dalam berkomunikasi, atau memiliki kondisi kesehatan fisik tertentu. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan yang disesuaikan untuk memberikan informasi kesehatan gigi dengan mempertimbangkan kebutuhan khusus mereka. Tujuan  kegiatan  ini  adalah  mewujudkan  Tri  Darma  Perguruan  Tinggi dengan pengabdian masyarakat, memberikan penyuluhan kepada  siswa , cara merawat gigi yang baik dan benar.  Metode kegiatan ini adalah dengan kegiatan penyuluhan. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 19 Juni- 25 Juli 2024. Diawali dengan koordinasi dengan pihak mitra luan negeri, dalam hal ini yaitu Mahsa University Malaysia untuk berkolaborasi pelaksanaan social responsibility/ pengabdian masyarakat internasional. Kemudian dilakukan penyuluhan pada siswa, orang tua dan guru. Berdasarkan  hasil postes diperoleh hasil 52% siswa menjawab pertanyaan dengan sempurna (nilai 100), sebanyak 38% siswa menjawab dengan baik (nilai 80-90). Dan cara menyikat gigi dilakukan secara benar sesuai metode yang diajarkan pada saat penyuluhan. Hal ini dibuktikan pada saat akhir sejumlah siswa yang dipilih secara acak dapat mendemonstrasikan cara  menyikat gigi yang benar.

Downloads

Published

2025-04-30

Issue

Section

Articles